-
Published: 02 October 2020
-
Last Updated: 07 October 2020
Cibinong, Humas LIPI. Cultural heritage yang tergambar di Borobudur menggambarkan keanekaragaman hayati Indonesia. Relief itu tak sekedar gambar, namun ada makna dibalik itu. “Borobudur itu saya ibaratkan perpustakaan. Saat tim melakukan diskusi tentang relief zoologi yang ada di Borobudur tidak hanya merupakan gambar belaka, namun terdapat kisah dibalik relief tersebut,” ungkap Cahyo Rahmadi Pelaksana Tugas Kepala Bidang Zoologi Pusat Penelitian Biologi LIPI dalam webinar Knowledge Sharing Dibalik Produksi Borobudur, Kamis (1/10).
Dirinya menjelaskan pada relief Borobudur dijumpai motif flora dan fauna yang mencerminkan keanekaragaman spesies dan pemanfaatannya oleh masyarakat Jawa kuno. Kajian tentang makna kehadiran spesies fauna menjadi penting dan menarik untuk melengkapi cerita panil serta menambah nilai candi Borobudur sebagai wisata sejarah dan edukasi.
Kajian terkait relief fauna Borobudur dilakukan melalui metode diskusi bersama dengan ahli dengan latar belakang keilmuan fauna yang berbeda. “Kami bersama ahli reptil, mamalia, aves, moluska dan ikan melakukan pembahasan tentang lalitavistara dan kharmawibhangga terkait prosedur identifikasi jenis fauna berdasarkan morfologi, karakter perilaku dan psikological features,” ungkap Cahyo.
“Kesan pertama saya saat melihat relief Borobudur, pemahat ini seperti taksonom, ekologis,ethologis, dan illustrator sains. Saat ini peneliti harus ke hutan untuk mengamati perilaku fauna, sedangkan pemahat relief Borobudur telah menggambarkan dengan benar berdasarkan kehidupan satwa waktu itu,” imbuh Cahyo.
Menurut Cahyo, dari 120 panel cerita relief Lalitavistara, terdapat 61 panel yang memiliki relief fauna di dalamnya. Tim peneliti LIPI bersama pengkaji Balai Konservasi Borobudur (BKB) menemukan total 315 individu fauna dalam setiap panel. Terdapat 52 spesies satwa teridentifikasi dalam relief kisah Lalitavistara di Candi Borobudur. Sebanyak 47 di antaranya teridentifikasi sampai tingkat spesies dan lima fauna sampai tingkat family.
Dari 52 spesies dan famili yang teridentifikasi itu terbagi menjadi kelas, yaitu actinopterygii (ikan), aves (burung), gastropoda (siput), mamalia, dan reptil. Identifikasi yang dilakukan oleh tim LIPI dan BKB menemukan terdapat empat spesies actinopterygii dari empat famili dan 21 spesies aves dari 15 famili.Sementara itu hanya satu spesies ditemukan di relief , 23 spesies mamalia dari 18 famili dan tiga spesies reptil dari tiga famili.
Cahyo menambahkan panel yang memiliki pahatan fauna dengan jumlah spesies terbanyak adalah yang menggambarkan Sungai Gangga yang meluap. Sementara itu, fauna yang paling tersebar muncul di panel adalah Pavo muticus atau merak hijau yang kemunculannya ada di 15 panel.
Dari 52 spesies yang teridentifikasi tersebut, hanya satu fauna yang tidak ada keberadaannya di Nusantara kuno, yaitu singa yang bisa ditemukan di India, asal dari Kitab Lalitavistara. Menurut Cahyo, kemungkinan besar hewan tersebut memang tersurat di naskah Lalitavistara sehingga dipahat di Borobudur. “ Kami sangat takjub melihat ini dalam konteks ilustrasi begitu detail, begitu sesuai dengan realitas atau kehidupan setiap jenis yang ada," tutup Cahyo. (sa)